Teori Ekonomi Biaya Transaksi
Alat analisis yang populer dalam ilmu ekonomi kelembagaan adalah ekonomi biaya transaksi. Meskipun begitu alat analisis ini dalam operasionalisasi masih mengalami masih mengalami hambatan. Hambatan tersebut bisa dipilah dalam tiga level, Pertama, secara teoritis masih belum terungkap secara tepat definisi dari biaya transaksi. Kedua, setiap kegiatan (transaksi) ekonomi selalu bersifat spesifik. Ketiga, meskipun definisi dan variabel sudah dapat dirumuskan dengan baik dan jelas, masalah muncul yaitu bagaimana mengukurnya.
Definisi dan Makna Biaya Transaksi
Teori ekonomi kelembagaan merupakan pemekarana dari teori biaya transaksi yang muncul akibat kegagalan pasar. Teori ekonomi kelembagaan kelembagaan juga diformulasikan oleh teori Coase, yang mengkalrifikasikan tentang biaya transaksi dalam teori ekonomi neoklasik. Coase mendemostrasikan bahwa inefisiensi dalam ekonomi neoklasik bisa terjadi bukan cuma akibat adanya struktur pasar yang tidak sempurna atau penjelasan standar lainnya, melainkan karena adanya kehadiran secara implisit biaya transaksi.
Sebenarnya untuk mendefinisika biaya transaksi ini sangatlah pelik, sehingga untuk membedakan antara baiya tansasksi dan biaya produksi dengan sendirinya juga sulit. Meskipun demikian, sebagai upaya untuk mengerjakan investigasi, konsep tentang biaya transaksi sangatlah berguna untuk mengenali bentuk dan struktur sebuah pertukaran/transaksi. Definis yang paling umum adalah bahwa aktivitas menciptakan manfaat pada masa sekarang dan mendatang (faktor-faktor produksi) ke dalam output. Di antara input-input untuk proses produksi, ahli ekonomi memasukkan faktor produksi tanah, tenaga kerja, modal, dan kategori yang lebih sulit dipahami yang disebut kewiraswastaan. Sedangkan transaksi sebagai unit analisis juga memiliki beberapa definisi. Menurut Williamson, transaksi terjadi bila barang dan jasa ditransfer melalui teknologi yang terpisah. Satu tahap aktivitas berhenti dan tahap yang lain dimulai. Selanjutnya, Coase menunjukkan bahwa jika pekerja pindah dari departemen (divisi) Y ke departemen (divisi) X, dia tidak pindah karena perubahan harga relatif (yang lebih menguntungkan), tetapi dia pindah karena diminta untuk melakukannya. Akhirnya, Commons menyatakan bahwa unit terakhir dari sebuah aktivitas harus mengandung ketiga prinsip, yaitu konflik, saling menguntungkan, dan ketertiban. Unit itu tidak lain adalah transaksi.
Ringkasnya, biaya transaksi adalah ongkos untun melakukan negosisasi, mengukur, dan memaksakan pertukaran. Sedangkan menurut Mburu yang lebih luas, yaitu (1) biaya pencarian dan informasi (2) biaya negosiasi dan keputusan atau mengeksekusi kontak dan (3) biaya pengawasan detail, proses negosiasi sendiri bisa sangat panjang dan memakan banyak biaya. Furubotn dan Richter menunjukkan bahwa biaya transaksi adalah ongkos untuk menggunakan pasar dan biaya memakai hak untuk memberikan pesanan di dalam perusahaan. Ada tiga jenis biaya transaksi, yaitu bisa dibedakan menjadi dua tipe: (1) biaya transaksi 'tetap' (2) biaya transaksi 'variabel'.
Secara spesifik, biaya transaksi pasar bisa dikelompokkan secara lebihrinci sebagai:
Istilah kurangnya/keterbatasan informasi dikenalkan oleh Williamson untuk mengkap semua aspek informasi yang terbatas dan asimetris. Istilah ini paralel dan dekat dengan karya Stiglitz dan yang lain dalam pendekatan ekonomi informasi, di mana konsep yang berhubungan dipecah ke dalam tiga spek yang berbeda: (1) keuntungan informasi prakontrak hanya kepada salah satu pihak; (2) nonobservability tindakan agen (moral hazards, mendorong kepada munculnya biaya pengawasan atau skema insentif); (3) nonveriability informasi ke orang luar (mendorong kepada munculnya biaya auditing atau biaya karena misinterpretasi ketika audit terlalu mahal).
Determinan dan Variabel Biaya Transaksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya transaksi pada umunya bisa dikelompokkan dalam tiga hal berikut.
Teori ekonomi kelembagaan merupakan pemekarana dari teori biaya transaksi yang muncul akibat kegagalan pasar. Teori ekonomi kelembagaan kelembagaan juga diformulasikan oleh teori Coase, yang mengkalrifikasikan tentang biaya transaksi dalam teori ekonomi neoklasik. Coase mendemostrasikan bahwa inefisiensi dalam ekonomi neoklasik bisa terjadi bukan cuma akibat adanya struktur pasar yang tidak sempurna atau penjelasan standar lainnya, melainkan karena adanya kehadiran secara implisit biaya transaksi.
Sebenarnya untuk mendefinisika biaya transaksi ini sangatlah pelik, sehingga untuk membedakan antara baiya tansasksi dan biaya produksi dengan sendirinya juga sulit. Meskipun demikian, sebagai upaya untuk mengerjakan investigasi, konsep tentang biaya transaksi sangatlah berguna untuk mengenali bentuk dan struktur sebuah pertukaran/transaksi. Definis yang paling umum adalah bahwa aktivitas menciptakan manfaat pada masa sekarang dan mendatang (faktor-faktor produksi) ke dalam output. Di antara input-input untuk proses produksi, ahli ekonomi memasukkan faktor produksi tanah, tenaga kerja, modal, dan kategori yang lebih sulit dipahami yang disebut kewiraswastaan. Sedangkan transaksi sebagai unit analisis juga memiliki beberapa definisi. Menurut Williamson, transaksi terjadi bila barang dan jasa ditransfer melalui teknologi yang terpisah. Satu tahap aktivitas berhenti dan tahap yang lain dimulai. Selanjutnya, Coase menunjukkan bahwa jika pekerja pindah dari departemen (divisi) Y ke departemen (divisi) X, dia tidak pindah karena perubahan harga relatif (yang lebih menguntungkan), tetapi dia pindah karena diminta untuk melakukannya. Akhirnya, Commons menyatakan bahwa unit terakhir dari sebuah aktivitas harus mengandung ketiga prinsip, yaitu konflik, saling menguntungkan, dan ketertiban. Unit itu tidak lain adalah transaksi.
Ringkasnya, biaya transaksi adalah ongkos untun melakukan negosisasi, mengukur, dan memaksakan pertukaran. Sedangkan menurut Mburu yang lebih luas, yaitu (1) biaya pencarian dan informasi (2) biaya negosiasi dan keputusan atau mengeksekusi kontak dan (3) biaya pengawasan detail, proses negosiasi sendiri bisa sangat panjang dan memakan banyak biaya. Furubotn dan Richter menunjukkan bahwa biaya transaksi adalah ongkos untuk menggunakan pasar dan biaya memakai hak untuk memberikan pesanan di dalam perusahaan. Ada tiga jenis biaya transaksi, yaitu bisa dibedakan menjadi dua tipe: (1) biaya transaksi 'tetap' (2) biaya transaksi 'variabel'.
Secara spesifik, biaya transaksi pasar bisa dikelompokkan secara lebihrinci sebagai:
- Biaya menyiapkan kontrak (secara sempit bisa diartikan sebagi biaya pencarian dan informasi)
- Biaya mengeksekusikan kontrak (biaya negosiasi dan pengambilan keputusan)
- Biaya pengawasan dan pemaksaan kewajiban yang tertuang dalam kontrak
Biaya transaksi manajerial meliputi: (1) biaya penyusunan, pemeliharaan, atau perubahan desain organisasi.(2) biaya menjalankan organisasi, yang kemudian bisa dipilah dalam dua sub kategori: (a) biaya informasi; dan (b) biaya yang diasosiasikan dengan trasnfer fisik barang dan jasa yang divisinya terpisah. Terakhir, biaya transaksi politik berhubungan dengan penyediaan organisasi dan barang publik yang diasosiakan dengan aspek politik. Secara umum, biaya transaksi politik ini tidak lain adalah biaya penawaran barang publik yang dilakukan melalui tindakan kolektif, dan bisa dianggap sebagai analogi dari biaya transaksi manajerial. Secara khusus, biaya ini meliputi: (1) biaya penyusunan, pemeliharaan, dan perubahan organisasi politik formal dan informal; dan (2) biaya untuk menjalankan politik. Biaya ini adlah pengeluaran masa sekarang untuk hal-hal yang berkaitan dengan tugas kekuasaan. Oleh karena itu, yang dimaksud biaya transaksi adalah biaya atas lahan, tenaga kerja, kapital, dan keterampilan kewirausahaan yang diperlukan untuk memindahkan secara fisik input menjadi output.
Literatur ekonomi biaya transaksi mengidentifikasi tiga biaya yang sangat penting dalam proses pertukaran. Pertama, biaya yang muncul atas seluruh perbedaan yang terjadi belakangan setelah hubungan kontrak diputuskan, dan biaya perencanaan untuk menyelesaikan bagaimana persoalan perbedaan tersebut harus diselesaikan. Kedua, biaya negosiasi dengan pihak lain berkenaan dengan rencana yang dibuat. Ketiga, biaya pembuatan rencana yang dalam implementasinya bisa ditegakkan oleh pihak ketiga seperti pengadilan hakim, apabila terjadi perselisihan. Dari sudut pandang yang lain, biaya transaksi tersebut dapat pula dipisahkan menjadi biaya transaksi sebulum kontrak (ex-ante) dan setelah kontrak (ex-post). Biaya transaksi ex-ante adalah biaya membuat draf, negosiasi, dan mengamankan kesepakatan. Sedangkan biaya transaksi ex-post meliputi:
(1) Biaya kegagalan adaptasi (maladaption) ketika transaksi menyimpang dari kesepakatan yang telah dipersyaratkan
(2) Biaya negosiasi/tawar-menawar (haggling costs) yang terjadi jika upaya bilateral dilakukan untuk mengkoreksi penyimpangan setelah kontrak (ex-post)
(3) Biaya untuk merancang dan menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan struktur tata kelola pemerintahan (tidak selalu pengadilan) apabila terjadi sengketa
(4) Biaya pengikatan agar komitmen yang telah dilakukan bisa dijamin
Rasionalitas Terbatas dan Perilaku Oportunistik
Dua asumsi perilaku dimana analisis biaya transasksi beroperasii dan tanpa asumsi ini studi tentang organisasi ekonomi bakal tidak terarah adalah rasionalitas terbatas dan peilaku oportunis. Yang secara umum termenifesasikan dalam wujud menghindari kerugian, penyimpangan moral, penipuan, melalaikan kewajiban, dan bentuk bentuk perilaku strategis lain; untuk menjelaskan pilihan sistem kotrak dan struktur kepemilikan perusahaan. Konsep Bounded rationality sendiri merujuk kepada tingkat dan batas kesanggupan individu untuk menerima, menyimpan, mencari kembali, dan meproses informasi tanpa kesalahan ini didasarkan pada dua prinsip: (i) individu atau kelompok yang terdiri dari beberapa individu, memiliki batas-batas kemampuan untuk meproses dan menggunakan informasi yang tersedia. Kapasitas komputasi (perhitungan) yang terbatas ini eksis karena kesulitan dalam memehami dan memanipulasi data yang terlibat dalam suatu situasi biasa (trivial). Ringkasnya, informasi yang tersedia sangat kompleks untuk dikelola; dan (ii) tidak mungkin menyatakan bahwa semua negara di dunia dan semua hubungan sebab akibat yang relevan dapat diidentifikasi (sehingga kemungkinan dapat dikalkulasi) dengan berdasarkan kepada kejadian sebelumnya. Implikasinya, setiap pelaku ekonomi akan selalu menghadapi informasi yang tidak lengkap, atau dengan kata lain terjadi ketidakpastian informasi.
Agar perdagangan atau pertukaran bisa terjadi dengan biaya transasi yang murah, masing-masing pelaku ekonomi harus mengeluarkan sumber daya dalam tiga wilayah yang tergolong kegiatan kontrak (Poulton, et. al., 1998:12):
Rasionalitas Terbatas dan Perilaku Oportunistik
Dua asumsi perilaku dimana analisis biaya transasksi beroperasii dan tanpa asumsi ini studi tentang organisasi ekonomi bakal tidak terarah adalah rasionalitas terbatas dan peilaku oportunis. Yang secara umum termenifesasikan dalam wujud menghindari kerugian, penyimpangan moral, penipuan, melalaikan kewajiban, dan bentuk bentuk perilaku strategis lain; untuk menjelaskan pilihan sistem kotrak dan struktur kepemilikan perusahaan. Konsep Bounded rationality sendiri merujuk kepada tingkat dan batas kesanggupan individu untuk menerima, menyimpan, mencari kembali, dan meproses informasi tanpa kesalahan ini didasarkan pada dua prinsip: (i) individu atau kelompok yang terdiri dari beberapa individu, memiliki batas-batas kemampuan untuk meproses dan menggunakan informasi yang tersedia. Kapasitas komputasi (perhitungan) yang terbatas ini eksis karena kesulitan dalam memehami dan memanipulasi data yang terlibat dalam suatu situasi biasa (trivial). Ringkasnya, informasi yang tersedia sangat kompleks untuk dikelola; dan (ii) tidak mungkin menyatakan bahwa semua negara di dunia dan semua hubungan sebab akibat yang relevan dapat diidentifikasi (sehingga kemungkinan dapat dikalkulasi) dengan berdasarkan kepada kejadian sebelumnya. Implikasinya, setiap pelaku ekonomi akan selalu menghadapi informasi yang tidak lengkap, atau dengan kata lain terjadi ketidakpastian informasi.
Agar perdagangan atau pertukaran bisa terjadi dengan biaya transasi yang murah, masing-masing pelaku ekonomi harus mengeluarkan sumber daya dalam tiga wilayah yang tergolong kegiatan kontrak (Poulton, et. al., 1998:12):
- Mengukur atribut yang bisa dinilai sehingga proses pertukaran/transaksi terjadi.
- Melindungi hak-hak terhadap barang dan jasa yang telah dipertukarkan.
- Meregulasi dan menegakkan kesepakatan.
Biaya Transaksi dan Efisiensi Ekonomi
North berargumen bahwa dalam komunitas pedesaan di negara sedang berkembang, biaya transaksi biasanya rendah. Hal ini bisa terjadi karena kedekatan hubungan dalam komunitas sehingga informasi tentang aktivitas-aktivitas dalam komunitas individu tersedia secara luas dan bebas.Tantangan pembangunan ekonomi adalah untuk mengurangi biaya transaksi pada saat melakukan perdagangan yang semakin kompleks. Ini akan tercapai bila desain pembangunan kelembagaan yang dibuat memang mendukung kegiatan perdagangan, yakni melalui penyediaan informasi, melindungi hak kepemilikian, dan menyiapkan mekanisme yang efektif untuk menegakkan kesepakatan.
Besaran biaya transaksi juga bisa terjadi karena adanya penyimpangan dalam wujud: (i) penyimpangan atas lemahnya jaminan hak kepemilikan; (ii) penyimpangan pengukuran atas tugas yang kompleks dan prinsip yang beragam; (iii) penyimpangan yang muncul karena kelemahan dalam kebijakan kelembagaan, yang berhubungan dalam pembangunan dan reformasi ekonomi; dan (v) kelemahan integritas (probity), yang dirujuk oleh James Wilson sebagai 'sovereign transactions'. Biaya kontak yang telah diidentifikasi oleh North ditambahkan oleh Williamson dengan biaya adaptasi. Biaya adaptasi itu meliputi: (i) biaya yang ditimbulkan ketika kontrak yang sudah terjadi mengalami perpindahan ke situasi sub-optimal di bawah kondisi yang diharapkan; (ii) biaya negoisasi untuk mendapatkan skema kontrak yang lebih baik dari pihak lain; dan (iii) biaya arbitrasi atau pergi ke pengadilan apabila terjadi sengketa perselisihan.
Relatif pentingnya perbedaan biaya yang diasosiasikan dengan transaksi tergantung dari sifat transaksi tersebut. Williamson mengompilasi tiga sifat utama dari transaksi, yaitu frekuensi, ketidakpastian, dan spesifitas aset. Poulton et. al selanjutnya menjelaskan sifat-sifat itu dalam penjelasan berikut:
- Derajat ketidakpastian inklusif dalam setiap transaksi
- Frekuensi transaksi. Transaksi pertanian cenderung bersifat musiman. Jumlah penjualan produksi yang dilakukan oleh pemilik lahan kecil dalam suatu musim akan tergantung pada kapasitas penyimpanan dalam pertanian.
- Sejauh mana spek ini melibatkan satu atau kedua pihak yang melakukan kontrak dalam investasi aset-aset spesifik.
Istilah kurangnya/keterbatasan informasi dikenalkan oleh Williamson untuk mengkap semua aspek informasi yang terbatas dan asimetris. Istilah ini paralel dan dekat dengan karya Stiglitz dan yang lain dalam pendekatan ekonomi informasi, di mana konsep yang berhubungan dipecah ke dalam tiga spek yang berbeda: (1) keuntungan informasi prakontrak hanya kepada salah satu pihak; (2) nonobservability tindakan agen (moral hazards, mendorong kepada munculnya biaya pengawasan atau skema insentif); (3) nonveriability informasi ke orang luar (mendorong kepada munculnya biaya auditing atau biaya karena misinterpretasi ketika audit terlalu mahal).
Determinan dan Variabel Biaya Transaksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya transaksi pada umunya bisa dikelompokkan dalam tiga hal berikut.
- What: the identity of bundle of rights. Hak-hak (atau komiditas) memilki banyak atribut yang nilai, pengukuran, kebijakan, dan pemaksaannya beragam dari satu jenis dengan tipe yang lain.
- Who: to identity of agents involved in the exchanges. Ini erat dengan faktor-faktor manusia yang muncul dalam asumsinya Williamson (1975), yakni kemampuan manusia untuk menerima, menyimpan, mencari, memproses informasi, dan batas-batas bahasa dalam penyampaian pengetahuan kepada orang lain), oportunisme, dan terjepitnya/kurangnya informasi
- How: the instituions, technical and social, governing the exchange and how to organize the exchanges. Dalam hal ini, pasar diandaikan sebagai kelembagaan untuk memfasilitasi proses pertukaran, yang keberadaannya dibutuhkan untuk mengurangi biaya pertukaran, sedangkan perusahaan/ firm (atau keluarga/families) juga dapat dianggap sebagai kelembagaan yang memfasilitasi pertukaran yang saling menguntungkan. Dalam proposisi ini, jika biaya transaksi melalui pasar dianggap tidak ada, maka sebetulnya tidak ada yang namanya pasar; demikian hanya bila biaya koordinasi di dalam perusahaan adalah nol, maka sesungguhnya tidak ada yang namanya perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tentang definisi dan faktor-faktor yang memengaruhi besaran biaya transaksi diatas, setidaknya terdapat empat determinan penting dari biaya transaksi sebagai nit analisis:
- Apa yang disebut sebagai atribut perilaku yang melekat pada setiap pelaku ekonomi, yaiturasionalitas terbatas/terikat dan oportunisme.
- Sifat yang berkenaan dengan atribut dari transaksi, yaitu spesifitas aset, ketidakpastian, dan frekuensi.
- Hal-hal yang berkaitan dengan struktur tata kelola kegiatan ekonomi, yaitu pasar, hierarki, dan pengadilan, regulasi, birokrasi publik.
- Faktor yang berdekatan aspek lingkungan kelembagaan, yaitu hukum kepemilikan, kontrak, dan budaya.
Bagaimana konsep biaya transaksi yang sedemikian kompleks tersebut bisa diderivasi dalam bentuk variabel-variabel yang mudah untuk diukur? Collins dan Fabozi menjelaskan jawaban atas pertanyaan tersebut melalui formulasi biaya transaksi sebagai berikut:
- Biaya transaksi = biaya tetap + biaya variabel;
- Biaya tetap = komisi + transfer fees + pajak;
- Biaya variabel = biaya eksekusi + biaya opotunitas;
- Biaya eksekusi = price impact + market timing costs;
- Biaya oportunitas = hasil yang diinginkan - pendapatan aktual - biaya eksekusi - biaya tetap
Dalam konteks variabel biaya transaksi pada level perusahaan, kategorisasi yang dilakukan oleh Strassmann cukup membantu sebagai bahan studi. Dia menglasifikasikasikan biaya transaksi dalam variabel-variabel berikut:
- Organisasi tenaga kerja dan pengguna
- Mengolah informasi
- Koordinasi pemasok, biaya-biaya akuisisi
- Memotivasi pelanggan
- Mengelola distributor
- Memuaskan pemegang saham dan peminjam
- Fee, komisi, vukai dan pajak
- Penelitian dan pengembangan
- Biaya-biaya penjualan, umum, dan administratif
- Pemasaran
- Penjual
- Manajemen
- Iklan
- Pelatihan
- Biaya-biaya teknologi informasi
- Laporan neraca keuangan yang telat diaudit
Dari deskripsi tersebut bisa dibayangkan betapa luasnya ruang lingkup dari biaya transaksi, khususnya level perusahaan. Namun, dalam analisis ekonomi konvesional (neoklasik) seluruh variabel tersebut digolongkan sebagai biaya produksi, yang dengan sendirinya tidak terkait dengan model kelembagaan yang didesain. Pandangan ini tentu saja mengaburkan cara penanganan perusahaan untuk mencapai efisiensi. Sekedar contoh, bila biaya pemasaran dimasukkan sebagai bagian dari variabel biaya produksi, maka orientasi perusahaan berusaha untuk menekan ongkos tersebut dengan jalan mengurangi intensitas promosi, misalnya.
Source :
Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan : Paradigma, Teori dan Kebijakan. Jakarta. Erlangga.
#TUGAS 4
Source :
Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan : Paradigma, Teori dan Kebijakan. Jakarta. Erlangga.
#TUGAS 4
Komentar
Posting Komentar