EKONOMI KELEMBAGAAN
Dalam kajian historis, akar dari teori kelembagaan sendiri sesungguhnya sudah mulai sejak lama, terutama ahli kelembagaan dari tradisi AS, seperti Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, John R. Commons, dan Clarence Ayres. Disamping itu, ada juga varian lain yang melekat pada ekonom klasik semisal Adam Smith dan John Stuart Mill; Karl Marx dan aliran Marxian lainnya; Mahzab Austria seperti Menger, von Wieser, dan Hayek; Schumpeter; dan tokoh neoklasik khususnya Marshall. Ekonomi kelembagaan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: ekonomi kelembagaan lama dan ekonomi kelembagaan baru. Tradisi yang pertama (American institutionalist tradition), kemudian dikenal sebagai "Ilmu Ekonomi Kelembagaan Lama", sedangkan yang selanjutnya dipandang sebagai kelanjutan dan perluasan dari elemen-elemen kelembagaan yang ditemukan dalam aliran ekonomi klasik, neoklasik, dan mazhab Austria; biasanya disebut sebagai "Ilmu Ekonomi Kelembagaan Baru".
Ilmu Ekonomi kelembagaan secara definitif, dapat dikatakan sebagai regulasi perilakuyang secara umum diterima oleh anggota-anggota kelompok sosial, untuk perilaku spesifik dalam situasi yang khusus, baik yang bisa diawasi sendiri maupun dimonitor oleh otoritas luar (external authority). Ekonomi kelembagaan juga merefleksikan sistem nilai dan norma dalam masyarakat; tetapi, nilai dan norma itu bukanlah kelembagaan itu sendiri. North (1994:360) memaknai kelembagaan sebagai atura-aturan yang membatasi perilaku menyimpang manusia (humanly devised) untuk membangun struktur interaksi politik, eknomi, dan sosial. Melalui rentatan sejarah, kelembagaan yang bisa meminimalisasi perilaku manusia yang telah menyimpang telah berhasil menciptakan ketertiban dan mengurangi ketidakpastian dalam melakukan pertukaran (exchange). Dalam konteks ini kelembagaan memiliki tiga komponen, yakni aturan formal, aturan informal, dan mekanisme penegakan.
Ekonomi kelembagaan lama lebih banyak mengeritik ekonomi klasik dan neoklasik. sedangkan ekonomi kelembagaan yang baru lebih memperkaya dan memperbaharui bukan hanya sekedar mengkritik ekonomi neoklasik. aliran ekonomi kelembagaan terus berkembang seiring dengan pakar-pakar ekonomi melakukan sebuah analisa yang melibatkn banyak aspek secara luas. pakar ekonomi kelembagaan meliha adanya siklus karena suatu self generating process yang diperoleh dari data empiris, yang melakukan perubahan-perubahan sosial yang berdampak pada ekonomi masyarakat dan selalu menentang dari ekonomi ortodok.
Dimulai dari tahun 1930-an. aliran ini merupakan upaya perlawanan terhadap dan sekaligus pengembangan ide ekonomi neoklasik meskipun tetap saja dan terpengaruh oleh ideologi dan politik yang ada pada masing-masing pemikir. aliran ekonomi kelembagaan percaya bahwa kondisi ekonimi akan menentukan bentuk struktur kelembagaan. guna mengatasi keadaan perekonimian indonesia yang masih belum stabil. dengan definisi dan makna yang begitu banyak tersebut, ruang lingkup kelembagaan memang sangat luas. Pertama, bila berkaitan dengan proses, maka kelembagaan merujuk pada upaya untuk mendesain pola interaksi antarpelaku ekonomi sehingga mereka bisa melakukan kegiatan transaksi. kedua, jika berhubungan dengan tujuan, maka kelembagaan berkonsentrasi untuk menciptaka efisiensi ekonomi berdasarkan struktur kekuasan ekonomi, politik, dan sosial antar pelakunya.
Source :
Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan : Paradigma, Teori dan Kebijakan. Jakarta. Erlangga.
#TUGAS1
Komentar
Posting Komentar